Mengenal, Pencegahan dan Cara Mengatasi Depresi Setelah Melahirkan - Kehamilan dan melahirkan bayi merupakan waktu perubahan yang paling menonjol secara fisik dan emosional. Namun dari 1 dari 10 perempuan mengalami beberapa bentuk depresi setelah melahirkan (
Peter Abrahams ).baca juga : madu
Subur Max, Madu Penyubur Reaksi Cepat Segera setelah periode pascanatal ditemukan sejumlah perubahan fisik dan emosional dan mampu merupakan waktu yang menantang bagi seorang ibu. Ketika kadar hormon naik turun, banyak perempuan mengalami emosi yang hebat dan banyak terjadi “ perasaan murung ringan “ – suatu bentuk depresi ringan – untuk beberapa hari setelah melahirkan. Namun, sekitar 10% perempuan mengalami tanda-tanda depresi yang terus-menerus. Keadaan ini paling sering terjadi antara empat sampai enam minggu setelah melahirkan. Depresi berat dengan gagasan bunuh diri dan tanda-tanda psikotik ( puerperial psychosis ) jarang terjadi setelah melahirkan.
Beberapa faktor risiko yang mampu mencetuskan terjadinya depresi pasca natal diantaranya mampu dilihat sebagai berikut :
- Riwayat penyakit psikiatri, terutama depresi.
- Gangguan suasana hati.
- Kesulitan korelasi interpersonal.
- Kurang dukungan.
- Pengalaman tragedi negatif yang baru terjadi ibarat baru kehilangan orang yang dikasihi.
- Penghasilan rendah.
- Kelahiran bermasalah.
- Ibu dengan perasaan murung yang berat.
- Masalah fisik pada bayi.
Gejala Depresi Pascanatal
Gejala depresi termasuk apatis, kecemasan, suasana hati ( mood ) buruk, dan tidak mampu konsentrasi. Depresi berat dicirikan dengan sikap bermusuhan terhadap bayi atau bahkan psikosis dan harus diobati secepatnya dengan merujuk ke dokter seorang ahli jiwa. Mungkin diperlukan perawatan atau di rawat di unit ibu dan bayi. Tidak ada tes yang pasti untuk meyakinkan diagnosis depresi pascanatal. Diagnosis ini hanya didasarkan pada penilaian secara klinis.
Strategi Pencegahan
Kesadaran akan risiko depresi, dengan sedapat mungkin membuat rencana pencegahan, mampu mengurangi tragedi terhadap depresi.
Mengenali Gejala
Dengan pendidikan antenatal, meliputi menekan emosional orangtua ‘ ibu dengan perasaan sedih’ sementara dan risiko depresi pascanatal, akan membatu perempuan dan pasangannya mengenali tanda-tanda dini dan sedikit mengurangi rasa bersalah dan cemas. Janji temu antenatal harus dilakukan untuk meningkatkan perlindungan korelasi interpersonal antara pasien dan tim pelayanan masyarakat, untuk mengenal perempuan yang kurang perlindungan dari keluarganya sendiri dan yang mempunyai sedikit teman.
Depresi Waktu hamil
Bila depresi berkembang selama kehamilan, ini mampu ditangani secara efektif dengan perlindungan psikoterapi dan jikalau ada indikasi faktual di berikan terapi antidepresan.
Meskipun banyk perempuan yang ingin menghindari pemberian obat selama kehamilan, penggunaan obat antidepresan dan beberapa obat selective serotonin re-uptake inhibitor (SSRls) belum terbukti menimbulkan kelainan kongenital pada bayi. Pada perempuan hamil dengan tanda-tanda depresi, penting untuk menggunakan terapi obat, alasannya ada resiko resiko terjadi kekambuhan. Bagi ibu yan didiagnosis berisiko tinggi, selama waktu melahirkan dan segera beberapa minggu sesudahnya, harus mendapatkan perlindungan ekstra dan penilaian kembali.
Merawat Depresi
Pada hampir semua kasus, depresi pascanatal hanya berlangsung beberapa minggu, gejalanya ditangani dengan perlindungan psikologis dengan atau tanpa menggunakan terapi obat.
Terapi Obat
Ketika intervensi psikologis efektif dalam penanganan depresi pascanatal yang ringan atau sedang, lebih mempunyai kegunaan jikalau disertai embel-embel terapi obat. Bagi pasien yang mengalami depresi sedang sampai berat yang tidak ada respons terhadap tindakan psikologis, mampu diberikan obat antidepresan. Ada beberapa duduk masalah yang berkembang ke arah tanda-tanda psikotik harus diberikan pengobatan lebih lanjut dengan obat penenang ( tranqulizer ).
Suatu dilema muncul pada perempuan yang masih menyusui bayinya selama pengobatan. Keuntungan obat untuk ibunya harus diimbangi terhadap dampak samping yang mungkin timbul pada bayinya terutama bagi perempuan yang membutuhkan obat dengan dosis tinggi.
Terapi Hormon
Setelah terjadi perubahan contoh hormonal dalam enam minggu setelah melahirkan, progesteron maupun estrogen telah dianjurkan untuk pengobatan depresi pascanatal. Tetapi masih belum ada bukti bahwa perogesteron efektif. Penggunaan estrogen belum diizinkan dan hanya digunakan untuk percobaan secara klinis. Namun, risikonya mempunyai peranan yang menguntungkan bagi beberapa wanita.
Dukungan Medis
Walaupun hampir semua perempuan mampu mendapatkan pelayanan yang dilakukan oleh tim layanan masyarakat, yang menyediakan fasilitas untuk mengurus ibu dan anak, namun hanya sedikit yang memanfaatkannya. Mereka lebih memilih layanan psikiatri dengan berobat jalan atau dirawat.
Pada tahap permulaan dengan melibatkan perawat psikiatri dan juga monitoring seorang ahli mengatakan pasien dan keluarganya perlindungan embel-embel untuk perkembangannya.
Pemulihan
Sekalipun tidak diobati, sebagian besar perempuan akan pulih dalam tiga sampai enam minggu. Sebesar 10% yang mengalami depresi pascanatal akan tetap mengalami tanda-tanda satu tahun kemudian, dengan persentasi yang lebih sedikit tetap mengalami gangguan jiwa yang sering kambuh kronis. Depresi mampu terjadi berulang pada kehamilan berikutnya.( Baca juga :
Tips Mengatasi Depresi ) Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/