Saturday 24 January 2015

Anak Masih Ngompol ? Baca Tips Ini


Anak Masih Ngompol ? Baca Tips Ini - Meskipun sebagian besar anak tidak mengompol di usia 3 hingga 7 tahun, mengompol ( enuresis ) ialah persoalan biasa pada sei kecil. Sekita 1 dari 6 anak tetap mengompol di usia 5 tahun, sekitar 1 dari 20 anak mengompol di usia 10 tahun. Anak Anda perlu perawatan jikalau tetap mengompol sehabis usia 7 tahun, atau mulai lagi sehabis 6 bulan kering. Jika nak mengompol teratur, tampaknya ia belum berguru mengontrol kandung kemihnya, ini akan membaik. Mengompol jarang diakibatkan persoalan fisik atau psikologi, meskipun anak mengompol lagi jawaban abuh urine atau kekesalan misalnya diganggun teman; konstipasi juga sanggup menjadi penyebab. Mengompol cenderung ditrunkan dalam keluarga.

 Anak Anda perlu perawatan jikalau tetap mengompol sehabis usia  Anak Masih Ngompol ? Baca Tips Ini

Anda perlu konsultasi dengan dokter jikalau khawatir dengan persoalan yang dialami buah hati Anda, khsusunya jikalau anak telah menginjak usia 7 tahun keatas atau sebelumnya sering mengompol di malam hari, dan juga apabila anak demam dan terasa panas ketika buang air kecil, dan terus ingin buang air kecil.

Sebagian besar anak berhenti mengompol bersama waktu, sementara itu Anda sanggup melakukan hal-hal berikut ini :
  • Jangan pernah menghukum anak alasannya mengompol. Jelaskan ini bukan kesalahannya.
  • Jangan membatasi cairan, tapi minta anak tidak minum 2 hingga 3 jam sebelum tidur. Hindari memberi coklat atau kola di awal malam.
  • Ajak anak tidur lebih awal. Yakinkan ia ke toilet sebelum tidur. Kebanyakan mengompol terjadi di sepertiga awal malam, jadi coba bangunkan ia untuk buang air kecil sebelum Anda tidur.
  • Jangan pakaikan popok anak di malam hari, alasannya ini tak membuatnya perlu berdiri dan ketoilet. Lebih baik gunakan plastik penutup kasur.
  • Coba berikan anak imbalan untuk kemajuannya sebagai contoh, ambil stoples dan beri anak kelereng untuk dimasukkan setiap malam. Berikan hadiah sehabis terkumpul beberapa. Abaikan setiap kemunduran.
  • Jika tak berhasil, gunakan seitem alarm pad dan buzzer – lapisan dan bel listrik. ( lihat teknik gampang )
Teknik Praktis – Sistem alarm lapisan dan bel listrik; system ini adakala disarankan untuk anak di atas usia 7 tahun yang masih mengompol, tapi ini langkah terakhir dan harus di bawah pengawasan dokter. Sistem ini terdiri dari lapisan deteksi cairan yang ditaruh dibawah sprei dan sebuah bel listrik di samping ranjang. Saat anak mengompol belnya segera berbunyi, membangunkan anak sehingga sanggup segera ke toilet. Beberapa bulan kemudian, anak terbiasa berdiri sehingga tak mengompol lagi.

Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Wednesday 14 January 2015

Tips Seputar Nyeri Pendengaran Anak – Anak

Tips Seputar Nyeri Telinga Anak – Anak - Nyeri telinga yaitu keluhan umum yang disebabkan nanah indera pendengaran penggalan tengah atau luar ( telinga perenang ). Menumpuknya cairan di balik gendang indera pendengaran setelah pilek atau benda aneh yang masuk ke dalam indera pendengaran mampu menimbulkan ini. Kadang kala nyerinya berasal dari radang tenggorokan atau persoalan gigi. Anak lebih kecil yang belum mampu bilang apa yang salah, berkurang pendengarannya, tampak kesal dan demam jikalau terdapat infeksi. Cairan dari indera pendengaran mengatakan gangguan pada gendang telinga.


Bila Anak mengalami nyeri di telinga, Sambil mengikuti saran dari dokter, ada beberapa langkah untuk membantu Anak. Masalah ini mampu mengesalkan, khususnya anak kecil, jadi Anda perlu menenagkan dan mengalihkan perhatian dari rasa sakit.
  • Dudukkan tegak anak dengan bantal karena posisi ini mampu mengurangi tekanan di indera pendengaran tengah. Anak mungkin lebih nyenyak jikalau tidur dengan beberapa bantal di tempat tidur.
  • Taruh handuk hangat atau botol hangat yang sudah dilapisi dengan baik di indera pendengaran yang sakit untuk mengurangi nyeri.
  • Beri anak obat pengurang rasa sakit jikalau sakit membuatnya stress.
  • Jika ada gangguan pada gendang telinga, perlahan usap cairannya, jaga indera pendengaran tetap kering, dan periksakan ke dokter.
  • Jangan bersihkan dengan cotton bud atau memasukkan tetes indera pendengaran atau minyak kecuali disarankan oleh dokter.
  • Alihkan perhatian dengan membaca cerita atau main permainan kesukaannya.
  • Hindari anak dari asap ro*kok.
Tips Praktis – Hangat mampu mengurangi nyeri. Gunakan botol hangat yang dilapisi ( berhati-hatilah menggunakannya ) atau hadnuk hangat. Periksa supaya jangan terlalu panas, kemudian taruh di indera pendengaran yang nyeri. Untuk bayi, gendong sambil menaruh handuk lembut hangat di telinganya.

Jika keadaan semakin parah, atau anak tidak membaik setelah 1 – 2 hari menggunakan obat dokter, atau Anda khawatir dengan pendengaran anak yang tidak kembali pulih, sebaiknya bawa anak Anda ke dokter untuk memastikan dan menerima pengobatan lebih lanjut. Image : koran-jakarta.com
Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Sunday 4 January 2015

Bayi Anda Muntah Dan Diare ? Tidak Perlu Terlalu Khawatir, Baca Tips Ini

Bayi  Anda Muntah dan Diare ? Tidak Perlu Terlalu Khawatir, Baca Tips Ini - Banyak bayi kotorannya semi cair, dan memuntahkan sisa susu sesudah disusui, tapi diare dan muntah yaitu duduk perkara lebih serius. Bayi akan mengeluarkan tinja cair lebih sering dari biasanya dan memuntahkan semua makanan/susu. Umumnya penyebab diare dan muntah yaitu gastroenteritis ( radang lambung dan usus ), yang biasanya menyerang bayi yang mendapat susu botol. Meskipun biasanya cepat membaik tetap ada resiko bayi
dehidrasi.


Peringatan – Minta pinjaman medis segera jikalau bayi usia di bawah 3 bulan, muntah bayi terdapat noda darah, atau kehijauan; tinjanya lengket dan berdarah; matanya cekung, verbal dan lidahnya kering; popoknya kering; atau tampak mengantuk terus.

Ada beberapa langkah untuk menyembuhkan diare dan muntah ringan. Resiko utamanya yaitu dehidrasi, jadi penting untuk mengganti cairan yang keluar ( rehidrasi ).
  • Jika Anda susui, jangan dihentikan. Susui bayi lebih sering. Jika diarenya memburuk beri bayi larutan rehidrasi oral setiap habis disusui.
  • Jika menyusui dengan botol, berika lebih sering dengan jumlah ml lebih sedikit. Berikan larutan rehidrasi oral. Jika enolak susu, atau berikan bersama susu. Tambahkan minumannya bertahap; memberi terlalu banyak mampu memicu muntah.
Jika bayi mulai makan kuliner padat, berikan kuliner biasanya jikalau ia mau makan. Jika bayi tak mau makan atau terus muntah, paling penting yaitu terus memberi cairan. Jika bayi ingin makan kembali, berikan sedikit kuliner lembut mirip puree apel, pisang tumbuk atau kentang tumbuk. Bertahap tambahkan jumlah kuliner kembali kenormal jikalau bayi mampu menerimanya.

Larutan Rehidrasi Oral – Untuk menggantikan air, garam, gula yang hilang tamat diare dan muntah, juga mencegah dehidrasi. Tersedia dalam bentuk bubuk dengan banyak sekali rasa. Campur bubuk dengan sejumlah air matang sesuai intruksi.

Pencegahan – Tegas dalam hal kebersihan mampu mencegah bayi dari gastroenteritis atau, jikalau kena infeksi, akan mencegah penularan ke anggota keluarga lainnya.

Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sehabis menangani atau memberi susu; sebelum memegang kuliner atau makan; dan sesudah menggunakan toilet. Yakinkan anggota keluarga lainnya melakukan hal yang sama.
  • Gunakan handuk dan waslap berbeda untuk bayi, jikalau ia kena infeksi.
  • Cuci tangan bayi sesudah ia bermain di luar atau memegang binatang peliharaan.
  • Atur kegiatan ke dokter apabila kondisi bayi semakin memburuk, bayi tak mau minum, diare hingga 24 jam atau muntah lebih dari 3 jam.

Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Tips Cerdas Mengatasi Biduran ( Urtikaria )

Tips Cerdas Mengatasi Biduran ( Urtikaria ) - Urtikaria ialah bercak yang sangat gatal dengan jerawat putih atau kuning dikelilingi kulit ...