Saturday, 28 June 2014

Mengenal Diet Pada Penderita Gagal Ginjal

Menurut keadaan penderita dan berat penyakit mampu diberikan diet rendah protein I Menge Mengenal Diet Pada Penderita Gagal Ginjal
Mengenal Diet Pada Penderita Gagal Ginjal - Tujuan perlindungan diet pada penderita gagal ginjal yaitu mengatakan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal atau fungsi ginjal, menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah, mencegah/mengurangi retensi garam/air dalam tubuh. Syaratnya yaitu banyak protein disesuaikan dnegan keadaan faal ginjal yang diketahui dari nilai uji penjernihan kreatinin (creatinine clearance test=CCT) atau laju filtrasi glomerulus (glomerulofiltaration rate=GFR), protein dipilih yang bernilai biologi tinggi menyerupai pada susu, telur, dan daging; lemak terbatas, diutamakan penggunaan lemak tak jenuh ganda; natrium dibatasi pda gagal ginjal dengan hipertensi berat, hiperkalemia, edema, oliguria, atau anuria; kalsium dibatasi pada gagal ginjal glomerulus, jikalau jumlah urin kurang dari 400 ml/hari tetapi pada gagal ginjal tubular pembatasan K tidak diperlukan; kalori adekuat semoga protein tubuh tidak dipecah untuk energi; jumlah cairan yaitu jumlah urin maksimal sehari ditambah jumlah cairan yang keluar melalui keringat dan pernapsan (yaitu lebih kurang 500 ml/hari).

Menurut keadaan penderita dan berat penyakit mampu diberikan diet rendah protein I, II, atau III. Karena kebutuhan protein pasien gagal ginjal sanga tergantung pada keadaan perorangan, disamping ketiga macam diet tersebut diatas, mampu pula diberikan diet rendah protein dengan 30 g protein dan diet protein sedang dengan 50 g protein.

Diet Rendah Protein I

Diet rendah protein I (20 g protein) diberikan pada psien gagal ginjal berat dengan CCT 5-20 ml/menit dan akdar ureum darah diatas 100%. bentuk makanan tergantung keadaan psien: mampu cair, saring, atau lunak. Makanan ini kurang dalam kalori, protein, kalsium, besi, dan tiamin. Diet ini hanya diberikan selama beberapa hari sementara menunggu tindakan yang lebih tepat, misalnya dialisis.

Diet Rendah Protein II

Diet rendah protein II (40 g Protein) diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah protein I atau pada gagal ginjal kronik yang tidak terlalu berat (CCT 20-30 ml/menit) atau pada gagal ginjal dnegan pengobatan konservatif (tanpa dialisis). Bentuk makanan lunak atau biasa. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi kecuali protein dan tiamin.

Diet Protein Sedang

Diet protein sedang (60 g protein) diberikan sebagai makana perpindahan dari diet rendah protein II atau pada psien gagal ginjal kronik ringan (CCT 30-50 ml/menit) atau pada pasien yang menjalani dialisis. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Wednesday, 18 June 2014

Petunjuk Diet Pada Hiperemesis Gravidarum

Diet Pada Hiperemesis Gravidarum - Anda Tahu Hiperemesis Gravidarum? Bahasa sederhananya merupakan suatu kondisi muntah yang berlebihan yang terjadi di awal kehamilan, biasanya pada kehamilan trimester pertama (tiga bulan pertama). Nah bila kondisi ini dibiarkan tentunya akan membuat Ibu mengalami gangguan asupan nutrisi yang sangat diperlukan bagi Ibu dan janinnya. Salah satu cara semoga kebutuhan gizi dan nutrisinya terpenuhi yaitu dengan melakukan diet yang benar sesuai tawaran dari praktisi gizi.

 Bahasa sederhananya merupakan suatu kondisi muntah yang berlebihan yang terjadi di awal ke Petunjuk Diet Pada Hiperemesis Gravidarum

Diet ini bertujuan mengganti persedian glikogen dan mengontrol asidosis, serta secara berangsur-angsur mengatakan masakan cukup kalori dan zat gizi.

Syarat diet ini yaitu tinggi karbohidrat, rendah lemak, dan cukup cairan. Makanan diberikan dalam bentuk kering, kontribusi cairan disesuaikan dengan keadaan penderita. Makanan harus mudah dicerna, tidak merang*sang, dan diberikan dalam porsi kecil namun sering. Menurut keadaan klien, secara berangsur diberikan masakan yang memenuhi syarat gizi.

Secara umum, diet pada klien yang menderita hiperemisis gravidarum mampu dibagi dalam 3 berdasarkan tingkatan hiperemesis.

Diet Hiperemesis I

Diet ini diberikan pada penderita dengan hiperemesis berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering dan buah-buahan, kurang dalam semua zat gizi, kecuali vitamin C, oleh lantaran yaitu itu hanya diberikan selama beberapa hari. Nilai gizi sehari diet ini yaitu 1.059 kalori, 15 g protein, 2 g lemak, 259 g karbohidrat, 0,1 g kalsium, 1.788 SI vitamin A, dan 238 mg vitamin C. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1-2 jam sesudahnya.

Diet Hiperemesis II

Nah, diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan bahan masakan yang bernilai gizi tinggi. Makanan ini rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan C. Nilai gizi sehari diet ini yaitu 1.672 kalori, 57 g protein, 33 g lemak, 293 g karbohidrat, 0,3 g kalsium, 7.266 SI vitaminA, dan 199 mg vitamin C. Minuman tidak diberikan bersama makanan.

Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan pada penderita hiperemesis ringan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalium. Nilai gizi diet ini yaitu 2.269 kalori, 73 g protein, 59 g lemak, 368 g karbohidrat, 0,4 g kalsium, 7.491 SI vitamin A, dan 199 mg vitaminC. Menurut kedanggupan penderita, minuman boleh diberikan bersama dengan makanan.

Makanan yang baik diberikan, misalnya roti panggang, biskuit, soda krakers, yang mampu dimakan bersama dengan selai. Buah-buahan segar, atau sari buah, minuman botol ringan, sirop, kaldu tidak berlemak, teh dan kopi encer juga baik diberikan. Gorengan dan masakan berlemak atau yang terlalu berbumbu dan berbau merang*sang dihentikan diberikan.
Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Sunday, 8 June 2014

Pertolongan Pertama Pada Retak Dan Dislokasi Tulang

Tulang retak atau patah final pukulan keras atau terpelintir mendadak Pertolongan Pertama  Pertolongan Pertama Pada Retak Dan Dislokasi Tulang
Pertolongan Pertama Pada Retak dan Dislokasi Tulang - Tulang retak atau patah final pukulan keras atau terpelintir mendadak. Patah tulang terbuka, tulang menyembul melalui kulit; patah tulang dalam, kulit tidak terluka. Dislokasi, tulang dari sebuah sendi terpisah. Tanda dari retak tulang atau dislokasi sendi adalah bengkak, lebam, dan deformitas (bentu tak normal) dari daerha cedera, nyeri dan sulit menggerakkannya. Retak serius, sebagai pola tulang paha, mampu menyebabkan perdarahan dalam dan shock.

Teknik Praktis Menangani Tulang Lengan Retak

Tugas Anda adalah merawat setiap perdarahan, menopang cedera dan mengatur transportasi ke rumah sakit. Jangan pindahkan korban, keculai dia dalam situasi bahaya. Rawat di lokasi. Jangan coba pernah membalikkan tulang kembali ke tempatnya.
  • Jika korban mampu menekuk lengannya minta dia menopang lengannya. Jika tulang keluar dari luka, taruh sarung tangan sekali pakai, jikalau ada. Tutup luka dengan kasa bersih. Berikan tekanan untuk mengontrol perdarahan, tapi jangan menekan ujung tulang.
  • Ikat dengan kain atau perban segitiga, dan ikatkan sisa perban hingga lengan tak bergerak di dada. Jangan biarkan korban makan, minum, atau merokok sebab kemungkinan diberi anestetik di rumah sakit.
  • Jika korban tidak mampu membengkokkan lengannya, minta dia berbaring dan taruh pelapis di sekitar sikunya. Panggil ambulans.


Teknik Menangani Retak Tulang Kaki atau Pelvik

Tugas Anda adalah melindungi penggalan yang cedera, panggil ambulans, dan menangani setiap pendarahan. Jangan pindahkan korban hingga penggalan yang cedera tak bergerak, kecuali dia dalam bahaya. Jangan pernah berusaha mengembalikan tulang ketempatnya.
  • Panggil Ambulans – jikalau tulang menyembul keluar, taruh sarung tangan sekali pakai. Jika ada, kemudian tutup luka dengan kasa steril. Berikan tekanan untuk mengontrol pendarahan, tapi berhati-hatilah semoga tidak menekan ujung tulang.
  • Jika Kaki Patah – pasang gulungan selimut atau jaket di sekitar kaki yang cedera. Jangan biarkan korban makan, minum, atau merokok sebab kemungkinan diberi anestetik umum di rumah sakit.
  • Unrtuk Panggul Yang Patah – beringkan korban, jaga semoga kepalanya rendah untuk menghindari shock. Taruh pelapis sekitar tubuhnya, dan jikalau perlu, selipkan bantal di bawah lututnya.
  • Monitor dan catat pernapasan, denyut nadi, dan kesadaran korban secara teratur. Jika pelvis atau tulang besar lainnya patah, tangani kemungkinan shock.

Sumber https://jenninkaa.blogspot.com/

Tips Cerdas Mengatasi Biduran ( Urtikaria )

Tips Cerdas Mengatasi Biduran ( Urtikaria ) - Urtikaria ialah bercak yang sangat gatal dengan jerawat putih atau kuning dikelilingi kulit ...